-->

Jumat

Merahasiakan Sholat Sunnah Tahajud

Abdulloh bin Mubarok adalah salah satu contoh ahli ibadah yang merahasiakan sholat sunnah tahajud (tidak berkenan manakala amalnya diketahui orang lain).

Muhammad bin 'Ayun, salah seorang sahabat Ibnul Mubarok dalam safar (perjalanan), berkata, "Pada suatu malam, ketika kami sedang berperang melawan bangsa Romawi, ia meletakkan kepalanya dengan maksud memperlihatkan kepadaku bahwa ia akan tidur. Maka, aku pun ikut meletakkan kepala seakan aku hendak tidur. Beberapa lama kemudian, ia mengira bahwa aku sudah tidur. Abdulloh bin Mubarok pun bangun untuk mengerjakan sholat hingga terbit fajar, sedang aku memperhatikannya. Ketika fajar telah terbit, ia pun membangunkanku. Ia menyangka bahwa aku masih tidur. Ia berkata, 'Muhammad!' Aku menjawab, 'Sebenarnya, aku belum juga tidur.' Ketika ia mendengar jawabanku, maka aku tidak lagi melihatnya mengajakku berbicara dan juga merasa tidak nyaman terhadapku untuk mengajakku dalam peperangan lainnya. Sepertinya, ia tidak berkenan manakala aku mengetahuinya sebagai seorang ahli ibadah hingga meninggal. Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih merahasiakan amal kebaikan mengalahkan beliau."

Minggu

Sholat Tahajud dan Sedekah Ditempat Tidur

Manakala seorang hamba itu tidur dalam keadaan suci dari hadats, disertai pula dengan dzikir, pikir dan tadabbur (merenung), maka tempat tidurnya seakan menjadi masjid baginya.

Ia tetap ditulis sebagai orang yang mengerjakan sholat, sehingga ia bangun. Jika ia bergerak dari tidurnya lantas menyebut nama Alloh (dzikir), maka malaikat pun mendo'akannya dan memohon ampunan untuknya.

Dalam hadits disebutkan, "Jika seorang hamba tidur dalam keadaan suci, maka ruhnya dibawa naik ke 'Arsy, sehingga mimpi-mimpinya adalah benar.
Jika ia tidak tidur dalam keadaan suci dari hadats, maka ruhnya tidak ruhnya tidak akan bisa naik kesana, sehingga mimpi yang dialaminya hanya mimpi kosong yang tidak bisa dibenarkan. Jika ia tertidur hingga pagi, maka dihitunglah untuknya pahala sholat malam (tahajud), sedangkan tidurnya itu atas dirinya adalah sedekah."

Orang yang keadaannya seperti ini dalam tidurnya, maka ia bisa menandingi dan mengalahkan sekian banyak para ahli ibadah yang benar-benar bangun malam untuk mengerjakan sholat malam tahajud, namun dilakukan dengan lalai (tidak khusyuk).

Dalam hadits juga disebutkan, "Tidurnya orang berilmu adalah ibadah, sedang nafasnya adalah tasbih."
Qûtul Qûlub (I/77).

Wallahu a'lam
Semoga memperkaya wawasan kita.

Senin

Cinta Sahabat Kepada Rosulullah

Suatu ketika Rosululloh dan Para sahabat sedang dalam kelaparan karena habis berperang, Abu Tholha yang menyaksikan kejadian tersebut merasa Iba dengan keadaan Rosululloh SAW. Lalu Abu Tholha memanggil istrinya dan menceritakan apa yang sedang rosululloh dan para sahabatnya rasakan.

Mendengar cerita Suaminya Abu tholha ,istrinyapun merasa iba hatinya dan menyuruh suaminya Abu Tholha mengundang Rosululloh serta empat atau lima sahabtnya untuk makan dirumahnya. Merekapun menyembelih seekor kambing kecil dan mengulitinya , tanpa sepengetahuan Abu Tolha dan istrinya , kedua putranya yang masih kecil menyaksikan Ayahnya menyembelih seekor kambing dan kedua putranya tersebut memperaktekannya , Betapa terkejut Abu Tholha menyaksikan putranya dengan leher yang n yaris putus bersimah darah dan putra yang satunya lagi terbaring pingsan. Rasa sedih dan duka menyelimuti keluarga Abu Tholha akan tetapi jamuan makan untuk Rosululloh harus tetap berjalan. Maka diangkatlah Putranya yang hampir putus lehernya kekamarnya dan ditutupi dengan selimut. sedangkan istrinya membersihkan bercak darah yang membasahi lantai . Mereka berusaha menyembunyikan kesedihan tersebut agar Rosululloh dan para sahabatnya makan dengan tenang dan tidak kehilangan selera makan karena peristiwa yang dialami oleh Putranya. Waktu yang dinanti telah tiba datanglah Rosululloh kerumah Abu tholha ,namun Abu Tolha sedikit terkejut karena Rosululloh SAW mengundang seluruh sahabat yang sedang kelaparan untuk datang kerumah Abu Tholha, bukan karena tidak suka dengan sahabat Rosul yang lain karena jamuan Makan tersebut hanya cukup untuk 6 orang saja. Melihat suaminya Panik istrinya berusaha untuk menenangkannya, mungkin ada hikmah dibalik perbuatan Rosululloh SAW mengundang seluruh sahabtnya untuk makan di rumah Abu Tholha.
Rasulullah SAW menghampiri para sahabat dan memerintahkan agar tidak mencampur makanan yang telah mereka buat. Tetapi beliaulah yang akan mencampur dan membagikannya sendiri makannan tersebut kepada para sahabat. Mulailah Rosululloh mencampur makanan tersebut, lalu beliau memerintahkan agar sepuluh orang sahabatnya masuk kedalam rumah untuk makan. Setelah kenyang mereka pun keluar lalu masuk lagi sepuluh orang begitulah seterusnya sampai semua sahabat mencicipi makanan tersebut. Namun Subhanalloh meskipun sudah banyak sahabat yang makan , tetapi makanan yang tersisa seakan-akan belum tersentuh sama sekali masih utuh seperti sedia kala.
Setelah para sahabatnya selesai makan , kini tinggallah Rosululloh SAW dan keluarga Abu Tholha yang belum makan, lalu Rosulullloh menyuruh Abu Tholha memanggil Putra-putranya untuk makan bersama -sama . Abu Tholha pun tak ingin rosululloh mengetahui peristiwa tragis yang menimpa putranya dan mengatakan kepada Rosululoh bahwa putranya sudah terlelap tidur.Akan tetapi rosululloh mendesak agar putranya dapat makan bersama-sama. Didesak seperti itu oleh Rosululloh Abu Tolha tidak dapat mengelak lagi, akhirnya Abu Tholha mengajak Rosululloh kekamar Putranya untuk melihat sendiri . Dikamar tersebut terbaringlah putra Abu Tholha dengan ditutupi selimut, Lalu Rosululloh Saw membuka selimut tersebut, tampaklah putra Abu Tholha yang terbaring kaku dengan leher yang hampir putus, Berlinanglah air mata Rosululloh menyaksikan kejadian tersebut dan Seraya mengangkat tangannya Ke langit dan memohon kepada Alloh SWt “Bangunlah dengan Izin Alloh…..!! dan Subhanalloh dengan Qudrat dan Iradat Alloh SWT Hidup kembali Putra Abu Tolha tanpa ada bekas luka sedikitpun.
Itulah sebagian cerita dari sahabat Rosululloh yang sangat mencintai Nabi dengan Ihlas, untuk menyenangkan Rosululloh Mereka korbankan segalanya dan Allohpun maha tahu akan perbuatan yang dilakukan Abu Tholha dan keluarganya karena mencintai Kekasih Alloh Nabi Muhammad SAW. Dan Alloh perlihatkan kemukjizatan Rosululloh kepada keluarga Abu Tholha… Benarkah kita telah Mencintai Nabi Muhammad ??? Beranikah kita berkorban untuk Rosululloh??? Bersholawatlah…Bela Agama Rosululloh saw…

Rabu

HIKMAH KETIKA SAKIT

Orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:

1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan.

Allah Ta'ala berfirman, artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy Syura: 30)

Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Imam al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: ”Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.”

Dalam hadits lain beliau bersabda: “Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” Sebagian ulama salaf berkata, “Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.”

2. Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.

Itu merupakan balasan dari sakit yang diderita sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Dan dalam hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.” (HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan). At Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu’, ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-orang yang tertimpa cobaan.”

3. Allah dekat dengan orang sakit.

Dalam hadits qudsi Allah berfirman: ”Wahai manusia, si fulan hamba-Ku sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau membesuknya niscaya engkau mendapati-Ku di sisinya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)

4. Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.

Sebagaimana dituturkan, bahwa kalau seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.

Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu’, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka Allah.”

Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap sabar dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan menjadi baik semuanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka itupun baik baginya (juga).”

5. Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.

Wahab bin Munabbih berkata, “Allah menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan do’a dengan sebab bala’ itu.” Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman, artinya, “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.”

Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdo’a dan memohon pertolongan kepada Allah saja sebagiamana dilakukan oleh Nabi Ayyub 'Alaihis Salam yang berdoa, “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya, ”(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Al Anbiyaa :83)

6. Memunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya.

Di antara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada Allah. Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqamah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak hamba yang setelah di timpa sakit ia mau memulai bertanya persoalan agamanya, mulai mengerjakan shalat dan berbuat kebaikan, yang kesemua itu tak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang dapat memunculkan ketaatan-ketaatan pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya.

7. Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala.

Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ia ditimpa sakit, mengeluarkan berbagai kotoran, bau tak sedap,dahak dan terpaksa harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya. Dia tak akan mampu menguasai kematian, terkadang ia ingin mengetahui sesuatu tetapi tak kuasa, ingin mengingat sesuatu namun tetap saja lupa. Tak ada yang dapat ia lakukan untuk dirinya, demikian pula orang lain tak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya. Maka apakah pantas baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia?

8. Memperkuat harapan (raja’) kepada Allah.

Harapan atau raja’ merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi pada penderita sakit yang telah sekian lama berobat kesana kemari namun tak kunjung sembuh. Maka dalam kondisi seperti ini satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata, sehingga ia mengadu: “Ya Allah tak ada lagi harapan untuk sembuhnya penyakit ini kecuali hanya kepada-Mu.” Dan banyak terbukti ketika seseorang dalam keadaan kritis, ketika para dokter sudah angkat tangan namun dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah ia dapat sembuh dan sehat kembali. Dan ibadah raja’ ini tak akan bisa terwujud dengan utuh dan sempurna jika seseorang tidak dalam keadaan kritis.

9. Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu’ bahwa Rasulullah n bersabda, ”Barang siapa yang dikehen-daki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat.

10. Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit.

Meskipun ia tidak lagi dapat melakukannya atau dapat melakukan namun tidak dengan sem-purna. Hal ini dikarenakan seandainya ia tidak terhalang sakit tentu ia akan tetap melakukan kebajikan tersebut, maka sakinya tidaklah menghalangi pahala meskipun menghalanginya untuk melakukan amalan. Hal ini akan terus berlanjut selagi dia (orang yang sakit) masih dalam niat atau janji untuk terus melakukan kebaikan tersebut. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, ”Tidak seorangpun yang ditimpa bala pada jasadnya melainkan Allah memerintah-kan kepada para malaikat untuk menjaganya, Allah berfirman kepada malaikat itu, “Tulislah untuk hambaKu siang dan malam amal shaleh yang (biasa) ia kerjakan selama ia masih dalam perjanjian denganKu.”

11. Sakit dapat menghantarkan ke manzilah (kedudukan) tertentu di Surga.

Terkadang seorang hamba memiliki manzilah di Surga, akan tetapi amalnya tidak dapat mengantarkannya ke sana maka Allah menimpakan kepadanya berbagai ujian secara bertubi-tubi sehingga sampailah ia kepada manzilah tadi, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah.

12. Dengan sakit akan diketahui besarnya makna sehat.

Jika seseorang selalu dalam keadaan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka ketika seorang hamba sakit, ia ingin agar bisa segera pulih sebagaimana kondisi semula ketika sehat, sebab setelah sakit itulah ia akan tahu apa artinya sehat.

Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupun ia sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan jika tertimpa kefakiran maka pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat sakit yang diderita dengan nikmat yang telah diterima dan dengan memikirkan faedah dan manfaat dari sakitnya. Dalam urusan agama seseorang harus memandang yang diatasnya agar tidak merasa bahwa dirinyalah orang yang terbaik, sedang dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya agar menimbulkan rasa syukur dan melahirkan pujian kepada Allah.

13. Bagi seorang hamba (muslim) sakit merupakan rahmat bukan siksa.

Firman Allah, artinya. “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Menge-tahui.” (QS. an Nisaa:147)

Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengenal Allah dan hikmahNya, meskipun demikian Allah tetap menyayanginya karena itu semua disebabkan ketidak tahuan, kelemahan dan kekurangannya.

Sabtu

Sholat Witir

Sholat witir itu memiliki keutamaan yang sangat agung. Buktinya Rosulullah sholallohu alaihi wa salam tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan muim ataupun safar.
Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu berkata, “ Kekasihku, Nabi sholallohu alaihi wa salam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, Sholat Dluha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan sholat witir.”
HR. Bukhori (1178) dan Muslim (72)

Diriwayatkan dari ali bin Abi Thalib rodhiyallohu anhu bahwa beliau berkata, “Witir memang bukan kewajiban sebagaimana sholat fardlu, akan tetapi ia merupakan sholat yang disunnahkan Rosululloh sholallohu alaihi wa salam. Beliau bersabda, “ sesunggguhnya Allah itu witir (Maha Ganjil) dan menyukai yang ganjil (witir). Oleh karena itu, kerjakanlah sholat witir, ahai generasi qur’an”
HR. Abu Dawud (1416), Tirmidzi (453), Nasai (II/228,229) dan Ibnu Majah (1170).


Dari Jabir rodhiyallohu anhu , bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa salam bersabda :
” Barangsiapa khawatir tidak bias bangun di akhir malam (untuk mengerjakan sholat), maka hendaklah ia mengerjakan sholat witir di awal malam (sebelum tidur). Barang siapa yakin akan bisa bangun di akhir malam , hendaklah ia mengerjakan sholat witir di akhir malam. Sebab sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan yang demikian itu jelas lebih utama.”
HR. Muslim (755) dan Tirmidzi (456).

Minggu

Kiamat

“ Tidak akan bangkit hari Kiamat sehingga kaum muslimin memerangi orang yahudi dan kaum muslimin membunuh mereka hingga orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata : “ Wahai kaum muslim, wahai hamba Allah ini dibelakangku ada seorang Yahudi, kemari dan bunuhhlah dia”, kecuali pohon Ghorgod karena ia termasuk pohonnya Yahudi.” (HR Muslim)

Wahai kaum muslimin..kemenangan masa depan ada ditangan Islam. Itulah janji Allah dan Allah tidaka akan memungkiri janji-Nya. Namun…itu bersyarat. Syaratnya kita kembali kepada Islam yang murni dari syirik, bid’ah, kemaksiatan dan noda yang lainnya.

Dari Abdullah Ibnu Umar, Rosulullah SAW bersabda : “ Apabila kalian jual beli dengan cara ‘inah, kalian memegang ekor sapid an kalian ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menghinakan kalian, tidak akan mencabutnya sehingga kalian kembali kepada agama kalian.” (Shohih, HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Catatan :

Pada tragedi pembantaian kaum muslimin oleh yahudi di Masjidil Aqsho beberapa tahun yang lalu, seorang muslim yang bertemu dengan orang yahudi, lalu dia berkata :
“ Meskipun lama, namun suatu ketika nanti kami akan mengusir kalian dari Palestina dengan hina dina, dan kami akan meret kembali Aqsho, sehingga pohon dan batu akan membantu kami dalam memerangi kalian.”
Yang mengherankan yahudi itu berkata : “ Ya, itu benar” Hal itu kami baca dalam kitab kami, dan diketahui oleh kami baik yang alim maupun yang bodoh, namun (yang mengalahkan kami) bukan muslimin (semacam) kalian.”
Maka si muslim berkata : “Lalu siapa?” Yahudi itu menjawab : “Mereka adalah kaum muslimin yang jumlah jamaah sholat shubuhnya sama seperti jumlah jamaah sholat Jum’at.”
(Mukhtashor Asyrotus Sa’ah, taqdim; Syaikh Abdulloh al Jibrin hal:28)

Wahai kaum muslimin, kapankah kita kembali seperti itu?

Posting Yang Berhubungan :
- Keutamaan Sholat subuh

Sabtu

Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar

Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar

Mughiroh bin Habib berkata, “Aku pernah memperhatikan Malik bin Dinar. Ia berwudlu setelah isya’, kemudian bangkit menuju mighrobnya dengan memegang jenggotnya, sambil tersedu-sedu seraya berdo’a, “Ya Alloh, haramkan jenggot malik ini atas neraka. Ya Alloh Engkau mengetahui siapa penghuni surga dan neraka, lalu Malik termasuk yang mana? Mana diantara dua tempat itu yang dihuni oleh Malik?, ia terus mengatakan seperti itu hingga terbit fajar.”

Malik bin Dinar pernah berkata, “Aku terjaga pada malam hari untuk melakukan wirid / amalan rutin (Sholat Malam) sebagaimana biasanya. Tiba-tiba aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik yang membawa secari kertas. Dia bertanya kepadaku, “ Apakah kamu bias membaca?” Ya, jawabku. Ia pun menodorkan secarik kertas itu kepadaku, dan ternyata tertulis bait-bait syair seperti berikut ini :

Apakah kelazatan dan angan-angan membuatmu lalai dari bidadari berkulit putih nanlembut di surga.
Disana, engkau hidup kekal dan pernah mati. Engkau di surga ada gadis-gadis cantik jelita. Bangunlah dari tidurmu karena ada yang lebih baik dari pada tidur, yaitu tahajjud dengan membaca Al-Qur’an.
(Ihya Ulumuddin (II/247).

Minggu

Sholat Tahajud dan Yazid Al-Busthomi

Diantara Kisah menarik tentang diri Abu Yazid Al-Busthomi adalah ketika masih kecil, sang ayah mengirimnya ke maktab. Ia membaca Alqur'an dari awal, dan ketika sampai pada surat Al-Muzzammil dan membaca ayat :

QS. Al Muzamml (73:1-2)
"Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya)."

Maka ia bertanya :" Wahai ayah, siapakah yang diperintahkan oleh Alloh SWT untuk mengerjakan sholat malam/tahajud seperti ini? Ayahnya menjawab, " Anakku sayang, yang mendapat perintah ini adalah Nabi Muhammad saw."
Ia berkata, "Lalu kenapa ayah tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw?" Ayahnya menjawab, "Itu merupakan perintah yang dengannya Alloh SWT memuliakan Nabi Muhammad saw."

Lalu ketika Abu Yazid Al Busthomi membaca ayat:
QS. Al Muzamml (73:20)
" Dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.."

Maka, ia bertanya, "Ayah, siapakah golongan tersebut?", ayahnya menjawab, "Mereka itu adalah para sahabat Nabi Muhammad saw." Ia pun berkata, "Mengapa ayah tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad saw itu?, Ayahnya menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang memang telah dikuatkan oleh Allah SWT untuk mampu menunaikan sholat malam/tahajud. Ia berkata, "Wahai ayah, tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak neneladani Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau!".

Akhirnya, sang ayah senantiasa megerjakan sholat malam/tahajud.

Sang anak ini berkata lagi, “Ayah, ajarkan sholat malam kepadaku (tahajud) kepadaku!” Ayahnya menjawab, anakku kamu masih kecil!” Ia pun berkata, “Jika nanti Alloh SWT telah menghimpun seluruh makhluk pada hari kiamat, lalu memerintahkan orang-orang yang mengerjakan sholat malam (tahajud) untuk masuk kedalam surga, maka aku akan mengatakan, ‘Ya Robbii, aku sebenarnya ingin mengerjakan sholat malam (tahajud), akan tetapi ayahku mencegahku.’ Sang ayahpun segera berkata, “Sekarang kerjakanlah sholat malam (tahajud) ‘.” (Dhou’usy Syams, hal.460)

Dalam kitab Nawaadirul Akhbar, karangan Al-anbari, disebutkan : Pada suatu malam Abu Yazid Al-Busthomi yang masih kecil bangun malam, lalu ia melihat ayahnya mengerjakan sholat. Ia punbertanya, “Wahai ayah, ajarkan kepadaku bagaimana aku bersuci dan mengerjakan sholat bersamamu.” Ayahnya menjawab, “Anakku tidurlah, karena engkau masih kecil!”

Ia pun berkata, “Ayahku, kelak pada hari kiamat, akan aku katakana kepada Robbku, “Ya Robbi, aku katakana kepada ayahk, Wahai ayah, ajarkan kepadaku bagaimana aku bersuci dan mengerjakan sholat bersamamu, akan tetapi ia menjawab, ‘Anakku tidurlah, karena engkau masih kecil!”
Ayahnya kemudian berkata” Sungguh demi Alloh anakku. Aku akan mengajarkan sholat malam (tahajud) kepadamu.”
Akhirnya ia pun mengajarkan cara bersuci dan mengerjakan sholat malam (tahajud)kepadanya. Dan, ia pun selalu mengerjakan sholat malam (tahajud) bersama ayahnya.
Semoga Alloh SWT merahmati mereka semua. (Hakayash Shufiyyah, hal 167).
(NEXT>>)

SECUIL KEJU
Abu Yazid Al Busthomi sejak kecil taat kepada Allah dan suka berbuat kebajikan. Kedua orang tuanya selalu menjaga diri untuk tidak makan kecuali yang halal. Abu Yazid, sejak dalam kandungan sampai disapih dari air susu ibunya, tidak pernah berkenalan dengan barang Syuhbat, apa lagi haram. Pada tahap awal Iradah ( Keinginan )nya, jika mendengar suatu kebaikan, beliau mudah lupa.

” Apakah ibu ingat pernah memakan sesuatu yang haram atau Syuhbat ketika mengandung atau menyusuiku, sebab jika mendengar kebaikan aku mudah lupa ? ” tanya Yazid Al Busthomi kepada ibunya.

” Anakku, suatu hari ketika sedang mengandung atau menyusuimu, aku melihat sepotong keju tergeletak di tempat fulan. Saat itu aku sedang mengidam, dan benar - benar menginginkan keju itu. Lalu ku ambil secuil keju dan kumakan tanpa sepengetahuan pemiliknya. “

Mendengar jawaban ibunya, Abu Yazid segera mengunjungi pemilik keju itu.

” Wahai fulan, dahulu ketika mengandung atau menyusuiku, ibuku telah memakan secuil kejumu. Sekarang aku mohon agar engkau sudi memaafkannya, atau engkau tetapkan berapa harga secuil keju itu, nanti aku akan membayarnya, ” kata Abu Yazid setelah bertemu pemilik keju.

” Ibumu telah kumaafkan dan apa yang ia makan telah kuhalalkan, ” kata pemilik keju.

Sejak saat itu, Abu Yazid tak pernah lupa, bila mendengar kebaikan. Anggota tubuhnya semakin ringan untuk berbuat kebajikan.

Selasa

Kiat Bisnis Rosulullah SAW

Dalam berbisnis, umat Islam hendaknya menteladani sifat Rasulullah. Yakni siddiq, fathonah, amanah dan tabligh. Sifat siddiq, jelasnya, para pengusaha muslim harus bisa dipercaya, jujur. "Orang yang jujur pasti akan selamat,"
Seorang bisnismen muslim juga harus memiliki sifat Fathonah, yakni harus pintar. Termasuk di dalamnya pandai membaca peluang, dan manajemen. "Kalau tidak akan tertinggal dengan orang lain."
Sifat amanah harus dimiliki oleh pengusaha. Kalau tidak bisa menjaga amanah, bagaimana dia akan bertahan di tengah-tengah pergulatan bisnis.
Sedangkan sifat tabligh diwujudkan dalam kemampuan untuk berkomunikasi. Seorang pengusaha muslim harus bisa berkomunikasi dalam berbagai bahasa. Bagaimana mungkin tidak bisa berkomunikasi akan sukses menjalankan roda bisnisnya di level internasional.
Disamping itu K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang lebih akrab dikenal dengan Aa Gym mempunyai kiat-kiat tersendiri dalam menjalankan usahanya. Sebagai orang yang belasan tahun menekuni kewirausahaan, mulai dari berjualan koran, menjadi salesman, hingga saat ini memegang jabatan sebagai presiden direktur PT. Manajemen Qolbu (MQ Corporation), yang memiliki lima anak perusahaan dengan 10 divisi usaha.

Kiat-kiat yang diterapkan Aa Gym didapat dari Rasulullah SAW, yang juga dikenal sebagai seorang pedagang yang tangguh, dikemas dalam istilah '7-B,' yaitu:
1. Beribadah dengan benar
2. Berakhlak baik
3. Belajar tiada henti
4. Bekerja dengan cerdas dan ikhlas
5. Bersahaja dalam hidup
6. Berbagi dengan sesama, dan
7. Bersihkan hati selalu.

Rumus lain tentang nilai-nilai bisnis dalam konsep manajemen qolbu dikemas dalam 'Bagi-mu Lima-mu.'
1. Mutu, karena setiap orang pasti menginginkan sesuatu yang bermutu.
2. Murah, pembeli senang kepada sesuatu yang murah.
3. Mudah, karena orang cenderung senang kepada kemudahan, baik dalam hal transaksi maupun pelayanan.
4. Mutakhir, karena pembeli suka sesuatu yang baru dan mutakhir.
5. Multimanfaat, yakni semakin banyak manfaat dalam suatu barang, barang tersebut akan disukai oleh pembeli.

KIAT SUKSES ABDURRAHMAN BIN AUF

Abdurrahman Bin Auf adalah tokoh populer sebagai sosok sahabat Rasulullah SAW yang terkenal dengan kemandiriannya dalam berbisnis.

Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman Bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad Bin Rabi’ Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah. Abdurrahman pernah ditawari Sa’ad untuk meilih salah satu dari dua kebunnya yang sangat luas. Tapi Abdurrahman menolaknya, Ia hanya minta kepada Sa’ad ditunjuki lokasi pasar di Madinah. Juga ditawari seorang istri dari dua istri yang dimiliki Sa’ad dan Ia juga menolaknya.

Dalam setiap pembahasan bisnis islam pasti tidak pernah lepas dari tokoh yang satu ini. Di dalam diri sahabat inilah kita bisa melihat karakter pebisnis yang patut diteladani. Disamping meiliki ketajaman bisnis yang menunjukkan sisi profesionalitasnya juga akhlaq yang merupakan cermin kepribadian seorang muslim.

Keistimewaan Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin Auf, tokoh ini memiliki tiga macam keistimewaan sekaligus.

Pertama, Abdurrahman adalah seorang pengusaha kaya yang sangat dermawan. Beliau menyantuni para veteran perang badar dan menyantuni para janda Rasulullah. Beliau memberi makan anak yatim dan fakir miskin di Madinah.

Kedua, ia tercatat sebagai orang ke-8 yang masuk Islam dan termasuk dalam kategori assabiqunal awwalun (generasi awal yang masuk islam). Artinya, beliau sejak awal sudah membela perjuangan Rasulullah dengan segala macam kepedihan dan penderitaan. Ia dua kali ikut hijrah ke Habasyah (Ethopia) karena umat Islam diancam oleh kafir Quraisy.

Ketiga, Abdurrahman termasuk sepuluh orang sahabat yang dijamin Rasulullah bakal masuk syurga. Artinya, Abdurrahman Bin Auf adalah salah seorang sahabat yang punya kepribadian luar biasa dan namanya tercatat dalam sejarah Islam dengan tinta emas.

Kiat Sukses Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman selalu berada di empat tempat. Di Masjid untuk melakukan ibadah kepada Rob-Nya, di Pasar sedang berbisnis, kemudian di rumah bersama keluarganya dan di medan perang.

Seusai perang Badar, ia aktif kembali mengelola bisnisnya yang kian besar. Selama berperang, bisnisnya dikelola anak buahnya. Ia berjuang dengan ikhlash menegakkan islam dengan jiwa dan hartanya.

Minggu

Dahsyatnya Sholat Tahajud

Thobroni meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, bahwa nabi sholallahu alaihi wasalam bersabda :
"Keutamaan sholat malam atas sholat di siang hari adalah seperti keutamaan sedekah secara sembunyi atas sedekah secara terbuka."

Baihaqi meriwayatkan dari nabi sholallahu alaihi wasalam bahwa beliau bersabda, "Pada hari kiamat nanti, umat manusia akan dihimpun di suatu tanah lapang, lalu ada malaikat yang memanggil dengan mengatakan, 'Di manakah orang-orang dahulu lambung mereka jauh dari tempat tidur?(sholat tahajud)' Mereka pun berdiri, sedangkan jumlah mereka sedikit. Mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab. Sesudah itu, seluruh golongan manusia yang lainnya diperintahkan agar dihisab."

KEUTAMAAN SHOLAT TAHAJUD

>> Sholat malam merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT dan Penghapus dosa.

Diriwayatkan dari Abu Umamah rodhiyallahu anha, Rosulullah sholallahu alaihi wasalam bersabda : " Kerjakanlah sholat malam (sholat tahajud), karena ia merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan bentuk pendekatan diri kepada Robb kalian, penghapus dosa-dosa serta pencegah perbuatan dosa."
H.R Tirmidzi (3549) dan Hakim (I/308)

>> Sholat malam menyehatkan badan.

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wasalam bersabda sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Thobroni : " Kerjakanlah sholat malam (sholat tahajud), karena sesungguhnya ia akan mengusir penyakit dari dalam tubuh."

>> Orang yg disiplin sholat malam akan masuk surga dg kedamaian.

Thobroni meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abdulloh Ibnu Umar r.a, bahwa nabi sholallahu alaihi wasalam bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sebuah istana, dimana bagian luarnya bisa dilihat dari dalam, dan bagian dalamnya bisa dilihat dari luar." Abu Malik Al-Asy'ari r.a bertanya, "Untuk siapakah istana itu, wahai Rosululloh?" Beliau menjawab, "Untuk orang yang berkata baik, memberikan makan, dan mengerjakan sholat malam (sholat tahajud)ketika orang-orang sedang tidur malam."

>> Sholat malam merupakan kemuliaan orang mukmin di dunia dan akhirat.

Thobroni meriwayatkan dg isnad hasan dari Sahl bin Sa'd r.a, bahwa ia berkata, "Jibril datang kepada nabi saw seraya berkata, "Wahai Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya engkau akan mati. Kerjakanlah sesukamu, sesungguhnya engkau akan diberi balasan atas tindakanmu itu. Cintailah orang yang engkau kehendaki, sesungguhnya engkau tetap akan berpisah dengannya. ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada sholat malam yang dikerjakannya. Sedangkan kemuliaanya terletak pada kecukupannya dari (bantuan) orang lain."

>> Orang yang bangun malam untuk mengerjakan sholat tidak akan merugi.

Thobroni meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a, bahwa Rosulullh saw bersabda, "Alloh tidak akan menjadikan rugi seseorang yang bangun tengah malam, lalu ia membaca surat Al Baqarah dan surat Ali Imron.

>> Orang yang mengerjakan sholat malam akan mendapatkan kedekatan dg Allah Swt.

Tirmidzi meriwayatkan dari Amru bin 'Anbasah r.a, bahwa ia pernah mendengar Nabi saw bersabda, "Keadaan paling dekat seorang hamba dengan Robbnya adalah ditengah malam terakhir. Jika engkau bisa menjadi bagian dari orang yang berdzikrulloh ketika itu, lakukanlah."

>> Orang yang mengerjakan sholat malam akan dicatat sebagai golongan yang banyak menyebut nama Alloh (berdzikir).

Rosulullah saw bersabda : " Jika seseorang membangunkan istrinya di tengah malam, lalu keduanya sholat malam dua rokaat secara berjamaah, maka keduanya dicatat sebagai bagian dari golongan laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir." HR. Abu Dawud

>> Mendapatkan Rahmat dan Ampunan dari Allah.

Rosulullah saw bersabda : "Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam, kemudian mengerjakan sholat dan membangunkan istrinya (agar ikut mengerjakan sholat malam), lantas jika istrinya enggan, maka ia memerciki wajahnya dengan air. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian mengerjakan sholat malam dan membangunkan suaminya (agar mengerjakan sholat malam), lantas jika suaminya enggan, maka ia memerciki wajahnya dengan air." HR. Abu Dawud (1308) dan Ibnu Majah (1335).

ADAB-ADAB SHOLAT TAHAJUD

Mengambil petunjuk Nabi s.a.w didalam menunaikan sholat malam.

# Berniat Sholat Malam Ketika Menjelang Tidur

"Segala amal perbuatan itu berdasarkan niatnya."
HR. Bukhori (1) dan Muslim (1907).

"Barangsiapa mendatangi ranjangnya dalam keadaan berniat untuk bangun mengerjakan sholat di malam hari, kemudian ia tertidur hingga Shubuh, maka dituliskanlah untuknya pahala niat sholat malam tersebut, sedangkan tidurnya itu merupakan sedekah untuk dirinya dari Robbnya Azza Wajalla."
HR. Nasa'i (1786), Ibnu Majah (1344), dan Hakim (I/311).

# Berdzikir Ketika Bangun Tidur

Diriwayatkan dari Ummu Salamah bin Abdirrohman bin Auf bahwa ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Aisyah rodhiyallahu anha, 'Dengan apa Nabi s.a.w biasanya membuka sholatnya jika beliau bangun di malam hari?' Aisyah menjawab, 'Jika Nabi s.a.w bangun di malam hari, maka beliau membuka sholatnya dengan bacaan doa :
(yang artinya: Ya Alloh, Robbnya malaikat Jibril, Mika'il dan Isrofil, Pencipta langit dan bumi, serta yang mengetahui yang ghoib dan yang nampak, Engkau yang membuat hukum(untuk memutuskan perkara) diantara hamba-hamba-Mu mengenai apa yang mereka perselisihkan. Maka, berikanlah aku petunjuk akan kebenaran tentang apa yang diperselisihkan padanya dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus."
HR. Muslim (770)

Imam Nawawi di dalam Al-Majmu' mengatakan, "Disunnahkan bagi setiap orang yang bangun untuk mengerjakan sholat malam agar mengusap wajahnya, bersiwak, serta memandang ke langit seraya membaca ayat-ayat akhir surat Ali 'Imron, yaitu, 'Inna fî kholqis samâwâti wal ardhi..
Hal ini berdasarkan pada hadits dari Rosulullah s.a.w yang disebutkan dalam Ash-Shohîhain."
Al Majmû' (IV/45).

# Bersiwak Ketika Hendak Sholat

Diriwayatkan dari Hudzaifah r.a. , bahwa Nabi s.a.w jika bangun untuk mengerjakan sholat tahajud di malam hari, maka beliau membersihkan mulutnya dengan menggunakan siwak.
HR. Bukhori (245) dan Muslim (255).

# Membangunkan Istri Untuk Ikut Sholat Malam

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa ia berkata : "Rosulullah sholallohu alaihi wassalam mengerjakan sholat malam, dan ketika beliau hendak witir, maka beliau berkata, 'Bangunlah dan kerjakanlah sholat witir, wahai Aisyah'."
HR. Bukhori (512) dan Muslim (744).

# Memulai Sholat Malam dengan Dua Roka'at Ringan

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. , bahwa ia berkata : " Rosulullah s.a.w itu jika bangun di malam hari untuk mengerjakan sholat, maka beliau membuka sholatnya dengan mengerjakan sholat dua rokaat ringan." HR. Muslim (767)

Diriwayatkan dari Zaid bin Kholid Al-Juhani r.a, bahwa ia berkata, "Aku pernah mengintip sholat malam yang dikerjakan Rosulullah s.a.w, dan ternyata beliau mengerjakan sholat dua rokaat ringan terlebih dahulu, baru kemudian mengerjakan dua rokaat yang panjang."
HR. Muslim (765).

Diriwayatkan dari Abu Huroiroh r.a , bahwa nabi s.a.w bersabda :
" Jika salah seorang diantara kalian mengerjakan sholat di malam hari, maka hendaklah ia membuka sholatnya dengan dua rokaat ringan."
HR. Muslim (768).

Imam Nawawi mengatakan, " ini merupakan bukti mengenai kesukaan beliau agar bisa lebih giat dan bersemangat lagi pada rokaat - rokaat berikutnya (setelah dibuka dengan dua rokaat ringan)."
Shohîh Muslim bi Syarhin Nawawî (IV/54).

Sabtu

Keutamaan Sholat Witir

Sholat witir itu memiliki keutamaan yang sangat agung. Buktinya Rosulullah sholallohu alaihi wa salam tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan mukim ataupun safar.

Abu Huroiroh Rodhiyallohu Anhu berkata, “ Kekasihku, Nabi sholallohu alaihi wa salam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, Sholat Dluha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan sholat witir.”
HR. Bukhori (1178) dan Muslim (72)

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu Anhu bahwa beliau berkata, “Sholat witir memang bukan kewajiban sebagaimana sholat fardlu, akan tetapi ia merupakan sholat yang disunnahkan Rosululloh sholallohu alaihi wa salam. Beliau bersabda, “ sesunggguhnya Allah itu witir (Maha Ganjil) dan menyukai yang ganjil (witir). Oleh karena itu, kerjakanlah sholat witir, ahai generasi qur’an”
HR. Abu Dawud (1416), Tirmidzi (453), Nasai (II/228,229) dan Ibnu Majah (1170).

Dari Jabir rodhiyallohu anhu,bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa salam bersabda :
” Barangsiapa khawatir tidak bias bangun di akhir malam (untuk mengerjakan sholat), maka hendaklah ia mengerjakan sholat witir di awal malam (sebelum tidur). Barang siapa yakin akan bisa bangun di akhir malam , hendaklah ia mengerjakan sholat witir di akhir malam. Sebab sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan yang demikian itu jelas lebih utama.”
HR. Muslim (755) dan Tirmidzi (456).

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu anha bahwa ia berkata , “Dari sepanjang malam, nabi sholallohu alaihi wasalam pernah mengerjakan sholat witir di awal malam (setelah sholat isya’), di tengah malam dan di akhir malam. Waktu sholat witir beliau berakhir hingga waktu sahur (menjelang sholat subuh).
HR. Bukhori (II/406), Muslim (745), Nasa’I (III/230), Tirmidzi (357) dan Abu Dawud (1435).

Diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “ Dahuluilah sholat subuh dengan sholat witir.”
HR. Muslim (750), Tirmidzi (467) dan Abu Dawud (1436).
Diriwayatkan dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Jadikanlah sholat witir sebagai akhir dari sholat malam kalian di malam hari!.”
HR. Bukhori (II/406), Muslim (751), Nasa’I (III/230 dan 231), dan Abu Dawud (1438).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Kerjakan sholat witir sebelum kalian memasuki waktu pagi (sholat subuh)!”
HR. Muslim (754), Tirmidzi (468) dan Nasa’I (III/ 231)

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu anha, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam mengerjakan sholat di malam hari, sememtara itu Aisyah tidur mrlintang di hadapan beliau. Ketika tinggal mengerjakan sholat witir, maka beliau membangunkannya, lalu iapun mengerjakan sholat witir .
HR. Muslim (744).

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ketika Nabi sholallohu alaihi wasalam tinggal mengerjakan sholat witir, maka beliau berkata kepada Aisyah, Bangunlah dan kerjakanlah sholat witir, wahai Aisyah.”

Diriayatkan dari Abu Bashroh Al-Ghiffari rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sesunggguhnya Allah memberikan tambahan sholat kepada kalian yaitu sholat witir. Oleh karena itu kerjakanlah sholat witir itu dalam rentang waktu antara sholat isya’ dan sholat fajar.”
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya (6880)

Diriayatkan dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan tambahkan satu sholat kepada kalian. Oleh karena itu , jagalah selalu sholat tersebut. Yaitu sholat witir.”
Diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya (6654)

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshori rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi sholallohu alaihi wasalam bersabda, “Sholat witir adalah haq (disyariatkan, sangat dianjurkan). Siapa saja boleh mengerjakan dalam lima rokaat, atau tiga rokaat, atau bahkan satu rokaat.”
HR. Abu Dawud (1421), Nasa’I (1711), Ibnu Majah (1190) dan Ibnu Hibban dalam shohihnya (2407)

Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhu berkata, “Barang siapa Mengerjakan sholat malam maka hendaklah ia menjadikan akhir sholatnya itu adalah sholat witir. Sebab yang demikian itu Rosululloh sholallohu alaihi wasalam memerintahkan demikian.”
HR. Muslim (751).

Kamis

Keutamaan sedekah berdasarkan Sunnah Rosululloh

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih).

Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, ‘Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari - Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt. akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (HR. Muslim)

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu, kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu, salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata, air itu mengalir di sebuah tempat di mana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah Si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah swt., sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau saw. menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

Bersodaqoh pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)

Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (HR.Bukhari).

Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)

Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih)

Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR. Ath-Thabrani)

Tiada seorang bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR. Ahmad)

Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sodaqoh paling afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Barangsiapa diberi Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku hartamu, aku pusaka simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari)

Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?” Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR. An-Nasaa’i)

Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)

Allah mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk kemaslahatan umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)

Abu Dzar Ra berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi Saw lalu berkata, “Bukankah Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh.” Para sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?” Nabi menjawab, “Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)

Tiap-tiap amalan makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, ‘Saya akan bersedekah.’ Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.” Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.” Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.” Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.” (Kanzul-‘Ummâl)

sumber: Hadits Nabi SAW tentang sedekah

15 Destinasi Tempat Wisata

Paket Tour Wisata Jogja

Paket Tour Wisata Jogja Harga Termurah, Asyik dan Menyenangkan

Klik WhatsApp

Diskon Hari 10%

Bus Medium Jogja

Sewa Bus Medium 30 Seat, AC Dingin, Karaoke, Driver Profesional

Klik WhatsApp