-->

Jumat

Merahasiakan Sholat Sunnah Tahajud

Abdulloh bin Mubarok adalah salah satu contoh ahli ibadah yang merahasiakan sholat sunnah tahajud (tidak berkenan manakala amalnya diketahui orang lain).

Muhammad bin 'Ayun, salah seorang sahabat Ibnul Mubarok dalam safar (perjalanan), berkata, "Pada suatu malam, ketika kami sedang berperang melawan bangsa Romawi, ia meletakkan kepalanya dengan maksud memperlihatkan kepadaku bahwa ia akan tidur. Maka, aku pun ikut meletakkan kepala seakan aku hendak tidur. Beberapa lama kemudian, ia mengira bahwa aku sudah tidur. Abdulloh bin Mubarok pun bangun untuk mengerjakan sholat hingga terbit fajar, sedang aku memperhatikannya. Ketika fajar telah terbit, ia pun membangunkanku. Ia menyangka bahwa aku masih tidur. Ia berkata, 'Muhammad!' Aku menjawab, 'Sebenarnya, aku belum juga tidur.' Ketika ia mendengar jawabanku, maka aku tidak lagi melihatnya mengajakku berbicara dan juga merasa tidak nyaman terhadapku untuk mengajakku dalam peperangan lainnya. Sepertinya, ia tidak berkenan manakala aku mengetahuinya sebagai seorang ahli ibadah hingga meninggal. Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih merahasiakan amal kebaikan mengalahkan beliau."

Minggu

Sholat Tahajud dan Sedekah Ditempat Tidur

Manakala seorang hamba itu tidur dalam keadaan suci dari hadats, disertai pula dengan dzikir, pikir dan tadabbur (merenung), maka tempat tidurnya seakan menjadi masjid baginya.

Ia tetap ditulis sebagai orang yang mengerjakan sholat, sehingga ia bangun. Jika ia bergerak dari tidurnya lantas menyebut nama Alloh (dzikir), maka malaikat pun mendo'akannya dan memohon ampunan untuknya.

Dalam hadits disebutkan, "Jika seorang hamba tidur dalam keadaan suci, maka ruhnya dibawa naik ke 'Arsy, sehingga mimpi-mimpinya adalah benar.
Jika ia tidak tidur dalam keadaan suci dari hadats, maka ruhnya tidak ruhnya tidak akan bisa naik kesana, sehingga mimpi yang dialaminya hanya mimpi kosong yang tidak bisa dibenarkan. Jika ia tertidur hingga pagi, maka dihitunglah untuknya pahala sholat malam (tahajud), sedangkan tidurnya itu atas dirinya adalah sedekah."

Orang yang keadaannya seperti ini dalam tidurnya, maka ia bisa menandingi dan mengalahkan sekian banyak para ahli ibadah yang benar-benar bangun malam untuk mengerjakan sholat malam tahajud, namun dilakukan dengan lalai (tidak khusyuk).

Dalam hadits juga disebutkan, "Tidurnya orang berilmu adalah ibadah, sedang nafasnya adalah tasbih."
Qûtul Qûlub (I/77).

Wallahu a'lam
Semoga memperkaya wawasan kita.

Sabtu

Sholat Witir

Sholat witir itu memiliki keutamaan yang sangat agung. Buktinya Rosulullah sholallohu alaihi wa salam tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan muim ataupun safar.
Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu berkata, “ Kekasihku, Nabi sholallohu alaihi wa salam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, Sholat Dluha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan sholat witir.”
HR. Bukhori (1178) dan Muslim (72)

Diriwayatkan dari ali bin Abi Thalib rodhiyallohu anhu bahwa beliau berkata, “Witir memang bukan kewajiban sebagaimana sholat fardlu, akan tetapi ia merupakan sholat yang disunnahkan Rosululloh sholallohu alaihi wa salam. Beliau bersabda, “ sesunggguhnya Allah itu witir (Maha Ganjil) dan menyukai yang ganjil (witir). Oleh karena itu, kerjakanlah sholat witir, ahai generasi qur’an”
HR. Abu Dawud (1416), Tirmidzi (453), Nasai (II/228,229) dan Ibnu Majah (1170).


Dari Jabir rodhiyallohu anhu , bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wa salam bersabda :
” Barangsiapa khawatir tidak bias bangun di akhir malam (untuk mengerjakan sholat), maka hendaklah ia mengerjakan sholat witir di awal malam (sebelum tidur). Barang siapa yakin akan bisa bangun di akhir malam , hendaklah ia mengerjakan sholat witir di akhir malam. Sebab sholat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan yang demikian itu jelas lebih utama.”
HR. Muslim (755) dan Tirmidzi (456).

Minggu

Kiamat

“ Tidak akan bangkit hari Kiamat sehingga kaum muslimin memerangi orang yahudi dan kaum muslimin membunuh mereka hingga orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata : “ Wahai kaum muslim, wahai hamba Allah ini dibelakangku ada seorang Yahudi, kemari dan bunuhhlah dia”, kecuali pohon Ghorgod karena ia termasuk pohonnya Yahudi.” (HR Muslim)

Wahai kaum muslimin..kemenangan masa depan ada ditangan Islam. Itulah janji Allah dan Allah tidaka akan memungkiri janji-Nya. Namun…itu bersyarat. Syaratnya kita kembali kepada Islam yang murni dari syirik, bid’ah, kemaksiatan dan noda yang lainnya.

Dari Abdullah Ibnu Umar, Rosulullah SAW bersabda : “ Apabila kalian jual beli dengan cara ‘inah, kalian memegang ekor sapid an kalian ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menghinakan kalian, tidak akan mencabutnya sehingga kalian kembali kepada agama kalian.” (Shohih, HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Catatan :

Pada tragedi pembantaian kaum muslimin oleh yahudi di Masjidil Aqsho beberapa tahun yang lalu, seorang muslim yang bertemu dengan orang yahudi, lalu dia berkata :
“ Meskipun lama, namun suatu ketika nanti kami akan mengusir kalian dari Palestina dengan hina dina, dan kami akan meret kembali Aqsho, sehingga pohon dan batu akan membantu kami dalam memerangi kalian.”
Yang mengherankan yahudi itu berkata : “ Ya, itu benar” Hal itu kami baca dalam kitab kami, dan diketahui oleh kami baik yang alim maupun yang bodoh, namun (yang mengalahkan kami) bukan muslimin (semacam) kalian.”
Maka si muslim berkata : “Lalu siapa?” Yahudi itu menjawab : “Mereka adalah kaum muslimin yang jumlah jamaah sholat shubuhnya sama seperti jumlah jamaah sholat Jum’at.”
(Mukhtashor Asyrotus Sa’ah, taqdim; Syaikh Abdulloh al Jibrin hal:28)

Wahai kaum muslimin, kapankah kita kembali seperti itu?

Posting Yang Berhubungan :
- Keutamaan Sholat subuh

Sabtu

Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar

Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar

Mughiroh bin Habib berkata, “Aku pernah memperhatikan Malik bin Dinar. Ia berwudlu setelah isya’, kemudian bangkit menuju mighrobnya dengan memegang jenggotnya, sambil tersedu-sedu seraya berdo’a, “Ya Alloh, haramkan jenggot malik ini atas neraka. Ya Alloh Engkau mengetahui siapa penghuni surga dan neraka, lalu Malik termasuk yang mana? Mana diantara dua tempat itu yang dihuni oleh Malik?, ia terus mengatakan seperti itu hingga terbit fajar.”

Malik bin Dinar pernah berkata, “Aku terjaga pada malam hari untuk melakukan wirid / amalan rutin (Sholat Malam) sebagaimana biasanya. Tiba-tiba aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik yang membawa secari kertas. Dia bertanya kepadaku, “ Apakah kamu bias membaca?” Ya, jawabku. Ia pun menodorkan secarik kertas itu kepadaku, dan ternyata tertulis bait-bait syair seperti berikut ini :

Apakah kelazatan dan angan-angan membuatmu lalai dari bidadari berkulit putih nanlembut di surga.
Disana, engkau hidup kekal dan pernah mati. Engkau di surga ada gadis-gadis cantik jelita. Bangunlah dari tidurmu karena ada yang lebih baik dari pada tidur, yaitu tahajjud dengan membaca Al-Qur’an.
(Ihya Ulumuddin (II/247).

Minggu

Sholat Tahajud dan Yazid Al-Busthomi

Diantara Kisah menarik tentang diri Abu Yazid Al-Busthomi adalah ketika masih kecil, sang ayah mengirimnya ke maktab. Ia membaca Alqur'an dari awal, dan ketika sampai pada surat Al-Muzzammil dan membaca ayat :

QS. Al Muzamml (73:1-2)
"Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya)."

Maka ia bertanya :" Wahai ayah, siapakah yang diperintahkan oleh Alloh SWT untuk mengerjakan sholat malam/tahajud seperti ini? Ayahnya menjawab, " Anakku sayang, yang mendapat perintah ini adalah Nabi Muhammad saw."
Ia berkata, "Lalu kenapa ayah tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw?" Ayahnya menjawab, "Itu merupakan perintah yang dengannya Alloh SWT memuliakan Nabi Muhammad saw."

Lalu ketika Abu Yazid Al Busthomi membaca ayat:
QS. Al Muzamml (73:20)
" Dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.."

Maka, ia bertanya, "Ayah, siapakah golongan tersebut?", ayahnya menjawab, "Mereka itu adalah para sahabat Nabi Muhammad saw." Ia pun berkata, "Mengapa ayah tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad saw itu?, Ayahnya menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang memang telah dikuatkan oleh Allah SWT untuk mampu menunaikan sholat malam/tahajud. Ia berkata, "Wahai ayah, tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak neneladani Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau!".

Akhirnya, sang ayah senantiasa megerjakan sholat malam/tahajud.

Sang anak ini berkata lagi, “Ayah, ajarkan sholat malam kepadaku (tahajud) kepadaku!” Ayahnya menjawab, anakku kamu masih kecil!” Ia pun berkata, “Jika nanti Alloh SWT telah menghimpun seluruh makhluk pada hari kiamat, lalu memerintahkan orang-orang yang mengerjakan sholat malam (tahajud) untuk masuk kedalam surga, maka aku akan mengatakan, ‘Ya Robbii, aku sebenarnya ingin mengerjakan sholat malam (tahajud), akan tetapi ayahku mencegahku.’ Sang ayahpun segera berkata, “Sekarang kerjakanlah sholat malam (tahajud) ‘.” (Dhou’usy Syams, hal.460)

Dalam kitab Nawaadirul Akhbar, karangan Al-anbari, disebutkan : Pada suatu malam Abu Yazid Al-Busthomi yang masih kecil bangun malam, lalu ia melihat ayahnya mengerjakan sholat. Ia punbertanya, “Wahai ayah, ajarkan kepadaku bagaimana aku bersuci dan mengerjakan sholat bersamamu.” Ayahnya menjawab, “Anakku tidurlah, karena engkau masih kecil!”

Ia pun berkata, “Ayahku, kelak pada hari kiamat, akan aku katakana kepada Robbku, “Ya Robbi, aku katakana kepada ayahk, Wahai ayah, ajarkan kepadaku bagaimana aku bersuci dan mengerjakan sholat bersamamu, akan tetapi ia menjawab, ‘Anakku tidurlah, karena engkau masih kecil!”
Ayahnya kemudian berkata” Sungguh demi Alloh anakku. Aku akan mengajarkan sholat malam (tahajud) kepadamu.”
Akhirnya ia pun mengajarkan cara bersuci dan mengerjakan sholat malam (tahajud)kepadanya. Dan, ia pun selalu mengerjakan sholat malam (tahajud) bersama ayahnya.
Semoga Alloh SWT merahmati mereka semua. (Hakayash Shufiyyah, hal 167).
(NEXT>>)

SECUIL KEJU
Abu Yazid Al Busthomi sejak kecil taat kepada Allah dan suka berbuat kebajikan. Kedua orang tuanya selalu menjaga diri untuk tidak makan kecuali yang halal. Abu Yazid, sejak dalam kandungan sampai disapih dari air susu ibunya, tidak pernah berkenalan dengan barang Syuhbat, apa lagi haram. Pada tahap awal Iradah ( Keinginan )nya, jika mendengar suatu kebaikan, beliau mudah lupa.

” Apakah ibu ingat pernah memakan sesuatu yang haram atau Syuhbat ketika mengandung atau menyusuiku, sebab jika mendengar kebaikan aku mudah lupa ? ” tanya Yazid Al Busthomi kepada ibunya.

” Anakku, suatu hari ketika sedang mengandung atau menyusuimu, aku melihat sepotong keju tergeletak di tempat fulan. Saat itu aku sedang mengidam, dan benar - benar menginginkan keju itu. Lalu ku ambil secuil keju dan kumakan tanpa sepengetahuan pemiliknya. “

Mendengar jawaban ibunya, Abu Yazid segera mengunjungi pemilik keju itu.

” Wahai fulan, dahulu ketika mengandung atau menyusuiku, ibuku telah memakan secuil kejumu. Sekarang aku mohon agar engkau sudi memaafkannya, atau engkau tetapkan berapa harga secuil keju itu, nanti aku akan membayarnya, ” kata Abu Yazid setelah bertemu pemilik keju.

” Ibumu telah kumaafkan dan apa yang ia makan telah kuhalalkan, ” kata pemilik keju.

Sejak saat itu, Abu Yazid tak pernah lupa, bila mendengar kebaikan. Anggota tubuhnya semakin ringan untuk berbuat kebajikan.

15 Destinasi Tempat Wisata

Paket Tour Wisata Jogja

Paket Tour Wisata Jogja Harga Termurah, Asyik dan Menyenangkan

Klik WhatsApp

Diskon Hari 10%

Bus Medium Jogja

Sewa Bus Medium 30 Seat, AC Dingin, Karaoke, Driver Profesional

Klik WhatsApp